Selasa, 04 Februari 2014

Novel tahun 20-30an beserta adat dan etika



SI JAMIN DAN SI JOHAN
MERARI SIREGAR


Di Taman Sari, ada sebuah rumah yang sudah setengah tua dengan cat yang sudah tak tentu lagi warnanya. Rumah itu dihuni oleh Jamin dan Johan, kakak-beradik yang sangat malang. Ayahnya, si Bertes adalah pemabuk berat. Ibu kandungnya yang sangat baik, Mina telah meninggal. Lalu ayahnya menikah lagi dengan perempuan lain  bernama Inem. Ibu tiri si Jamin dan si Johan ini sangat buruk tingkah-lakunya. Jika ayahnya tukang mabuk, maka ibu tirinya tukang menghisap candu. Selain itu, Inem juga sering memukuli dan memarahi Johan, apalagi jika hasilnya mengemis tak sesuai dengan yang diharapkannya.
Setiap hari, si Jamin meminta-minta untuk menghidupi keluarganya. Si Jamin sudah kerap kali pulang dengan uang sedikit sehingga ibu tirinya memarahinya. Si Jamin memang malu berbuat seperti budak  peminta-minta yang lain, yang suka meminta sedekah dengan kata-kata membujuk dan kadangkala berdusta.
Suatu saat, karena perolehannya belum cukup si Jamin tidak berani pulang. Karena belum makan seharian, ia pun pingsan. Ia ditemukan  oleh Kong Sui di depan toko obatnya. Kong Sui dan istrinya, Nyonya Fi terkenal kebaikannya suka menolong orang. Oleh sepasang suami-istri itu, si Jamin diberi makan dan diberi baju ganti yang masih layak pakai. Atas permintaan Kong Sui dan Nyonya Fi, ia pun menceritakan asal-usulnya. Karena iba, sebelum pulang si Jamin diberi sejumlah uang dan dibekali makanan untuk diberikan pada adiknya, si Johan.
Suatu hari, kejadian mengenaskan menimpa Jamin. Sewaktu ia akan mengembalikan cincin Nyonya Fi yang tertinggal di kantong celana yang diberikan kepadanya, Jamin tertabrak oleh trem. Ia pun dibawa ke rumah sakit. Adiknya, si Johan yang waktu itu ada bersama Jamin langsung menangis. Ia tak mengerti. Semua itu terjadi dalam sekejap.
Ternyata, cincin yang dibawa abangnya itu terjatuh. Ia pun memungut dan mengembalikannya kepada Nyonya Fi. Bersama Kong Sui dan Nyonya Fi, si Johan mencari keberadaan kakaknya. Mereka masih sempat bertemu dengan Jamin sebelum ajal menjemputnya.
Setelah kejadian itu, si Johan tinggal bersama Kong Sui. Ibu tirinya, Inem tak lagi tinggal di rumah. Tetangga-tetangganya pun tak mengetahui ke mana perginya. Bertes, ayah Johan yang sudah tiga bulan dipenjara dibebaskan. Ia tidak terbukti bersalah pada kasus perkelahian yang terjadi di Pasar Senen. Ia pun menyesali segala perbuatannya. Ia pun berterima kasih kepada keluarga Kong Sui.
Lima tahun kemudian, si Johan tamat dari sekolah dasar. Ia lalu meneruskan ke sekolah pertukangan di Jawa atas biaya Kong Sui.  Ayahnya pun telah mendapatkan pekerjaan yang tetap berkat bantuan Kong Sui. 

Adat dan kebiasaan yang ditemukan di novel “Si jamin dan si johan ”

  1. " Kebiasaan mabuk-mabukan , minum, dan menghisap candu 
  2. " Menyuruh anak mengemis/meminta – minta 
  3. " sering memukuli dan memarahi anak


Etika  moral yang ditemukan di novel “Si jamin dan si johan ”
{  Si jamin : Berbakti Kepada orang tua.
{  Keluarga Kong sui : baik Dan suka membantu